Trinitas adalah suatu dogma hasil penyimpulan terhadap Alkitab. Sebenarnya, Trinitas bukanlah suatu hal yang pokok dalam Kekristenan, karena para rasul sendiri tidak pernah menekankan hal ini. Hal pokok yang justru menjadi inti keimanan Kristen adalah Allah yang Esa telah "mengutus" Yesus Kristus ke dalam dunia untuk menebus umat manusia. Yesus Kristus ini adalah Mesias, Putra Allah yang telah lama dinubuatkan dalam kitab-kitab para nabi. Karena Yesus adalah Mesias, maka secara esensi Yesus adalah Allah itu sendiri, yang telah menjelmakan FirmanNya ke dalam wujud seorang anak manusia. Sebutan "Putra" itu hanya menunjukkan kedudukan Yesus di bumi sebagai manusia yang lebih rendah dari Allah Bapa yang bertakhta di surga.
Oleh mujizat dan kekuasaan Allah yang Maha Besar, "penjelmaan" Allah ini telah mengakibatkan terbentuknya 2 entity, satu di bumi dan satu di surga. Yesus selain sebagai manusia tulen (bukan makhluk jadi-jadian), Yesus secara Roh adalah Ilahi. Secara badani Dia disebut Anak (yang kuasaNya terbatas karena terbelenggu dalam tubuh jasmani), tetapi secara Roh Dia adalah Allah (yang kuasaNya tidak terbatas).
Yesus Sang Putra di bumi dan Allah Bapa di surga adalah Allah yang sama. Ini adalah mujizat Allah terbesar yang pernah disaksikan oleh manusia. Allah menyatakan DiriNya dalam 2 entity yang terpisah itu (satu di surga dan satu di bumi) sama sekali tidak menunjuk pada 2 tuhan, melainkan satu Allah yang esa.
Dalam perkembangannya, Allah selain sebagai Penguasa Alam Raya, selaku Pencipta, dan Pewahyu (Firman), Allah juga memfungsikan DiriNya sebagai Pembimbing manusia. Sebagai Pembimbing ini, Allah menyatakan DiriNya sebagai Rohul Kudus atau Roh Suci. Dengan demikian, lengkaplah sudah jati diri Allah yang dinyatakan dalam kekristenan, yaitu Allah Bapa (Sang Pencipta), Yesus Sang Putra Allah (Firman), dan Roh Kudus (Pembimbing).
Ringkasnya, bila dinyatakan dalam bentuk kalimat: Allah yang Esa telah menyatakan DiriNya dalam tiga sifat/pribadi, yaitu sebagai Bapa, Putra dan Roh.
Tidak ada pemahaman 3 allah atau 3 tuhan dalam Kristen, karena pemahaman Trinitas sangatlah berbeda dengan paham Trimurti dalam ajaran agama Hindu. Di samping itu, Alquran telah banyak memfitnah ajaran Kristen dengan menganggap Kristen menyembah 3 tuhan, padahal tidak demikian dan Alquran tidak bisa membuktikan tuduhannya.
Muhammad yang goblok itu telah banyak menyimpangkan dan menyelewengkan ajaran-ajaran Kristen, sehingga isi Alquran lebih banyak mengandung fitnah-fitnah tak berdasar yang diarahkan kepada umat Nasrani.
Sekali lagi, kemahakuasaan Allah tidak bisa dinalar, tetapi hanya bisa dijelaskan memakai pendekatan semata. Untuk memahami beda pemahaman kemahakuasaan Allah antara Islam dan Kristen, klik memahami kebesaran Allah.
Untuk memahami Trinitas menurut versi Islam, klik Kesaksian Hamran Ambrie
PENJELASAN TRITUNGGAL BERDASARKAN ALKITAB
Hal yang masih sulit diterima oleh Muslim perihal pemahaman tentang Tuhan adalah tentang hubungan Yesus dengan Allah, sebagaimana saya dulu ketika masih menjadi penganut Islam.
Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, pemahaman itu akhirnya menghampiri hati sanubari saya.
Allah yang MAHA ESA, terdiri atas 3 sifat utama: Pencipta, Pewahyu dan Pembimbing.
Dalam kitab Perjanjian Baru, sifat-Nya sebagai Pencipta dinyatakan dengan sebutan Bapa. Sifat Pewahyu dinyatakan sebagai Firman, dan sifat-Nya sebagai Pembimbing diwujudkan dalam bentuk Rohullah atau Rohul qudus.
Karena ALLAH maha kuasa, tiga sifat tersebut masing-masing memiliki pribadinya sendiri namun tetap dalam bingkai Keesaan. (Kej 1:26; Kej 3:22; Yoh 17:21-22; Mat 28:19; Wahyu 19:11-16; Wahyu 22:1; Wahyu 21:22-23)
Yesus Kristus yang saya juluki sebagai ADAM KEDUA dalam tulisan saya sebelumnya, adalah penjelmaan ALLAH, tetapi tidak seluruhnya yang menjelma, hanya penjelmaan sebagian dari diri ALLAH yang Esa, yaitu pribadi Pewahyu.
Ketika Yesus Kristus disalib, Dia berseru: “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
Ini adalah seruan Pribadi Pewahyu kepada Pribadi Pencipta yang bertakhta di Surga.
Pribadi Pewahyu atau Firman sering diistilahkan dengan sebutan “Anak”.
Pribagi Pencipta diistilahkan sebagai “Bapa”.
Apakah ini yang oleh nabi Muhammad dikatakan syirik?
Syirik bagi orang yang tidak tahu hakikat ALLAH yang SEBENARNYA, tetapi bila MEMANG BEGITULAH HAKIKAT KEESAAN ALLAH YANG BENAR, masihkah pengetahuan tentang Allah yang benar ini dikatakan Syirik?
Pemahaman tentang Allah mungkin sudah sedikit “nyerempet”, yaitu keyakinan orang Hindu tentang Trimurti. Ini bukti kalau sifat-sifat Allah itu tidak hanya diketahui oleh umat Israel saja, tapi juga oleh umat lain, bahkan mungkin di negeri Cina atau di Indian sana. Namun, di antara pengetahuan-pengetahuan yang mirip tentang Tuhan itu, hanya pengetahuan yang bersumber dari ALKITAB adalah yang 100% BENAR.
ALLAH itu ESA, tetapi KEESAAN-Nya itu tidak sesimpel seperti yang umat Islam pahami selama ini.
Tentu, bila dinalar, TUHAN yang Maha Besar dan Maha Kuasa tidak akan sesimpel itu. Jadi, pemahaman nabi Muhammad SAW akan keesaan Allah masih demikian prematur. Kekuasaan Tuhan tidak terselami, tidak akan semudah itu manusia bisa memahami hakikat Tuhan apalagi hanya sebatas 99-maha, ataupun yang dikatakan serba SATU, berarti Dia tidak memiliki kemampuan untuk membagi-bagi dirinya. Kesederhanaan pemahaman yang diberikan Alquran maupun Muhammad menunjukkan kalau pengetahuan beliau tidak berasal dari Tuhan yang kaya akan MISTERI.
ALLAH itu MISTERI, jadi apapun tetaplah misteri (kita hanya berusaha untuk menafsirkannya saja berdasarkan apa yang Dia nyatakan sendiri).
Apabila pengetahuan itu menyederhanakan Allah, itu tidak bisa diyakini sebagai berasal dari Dia yang adalah Maha Besar dan Maha Kaya akan Pengetahuan.
Wassalam alaikum,
-MUCHTAR-
Uraian Duladi
Seorang Muslim menanggapi:
Sadarlah pak Muchtar, bahkan teori ketuhanan seperti yg anda yakini itu TIDAK DIJELASKAN oleh Bible anda sendiri, baik dalam PL maupun PB!
Tanggapan Duladi:
Bibel tidak pernah menyatakan itu secara terang-terangan dengan menyebut Allah memiliki beberapa pribadi, namun dari semua kenyataan yang Dia berikan dan Dia nyatakan, bahwa TUHAN YANG ESA itu memang memiliki TIGA SIFAT UTAMA, yaitu sebagai Pemberi Hidup atau Pencipta (Khalik), Pewahyu (berfirman), dan Pembimbing Hati Manusia (Roh Kudus).
Oleh kekuasaan-Nya yang tidak terpikir oleh kemampuan manusia, sebenarnya tiga sifat Tuhan itu memiliki pribadinya masing-masing, walaupun tetap dalam SATU BINGKAI KEESAAN.
Kejadian 1:26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Kejadian 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
TUHAN berfirman: “Baiklah KITA menjadikan manusia menurut gambar dan rupa KITA.”
Penggunaan kata KITA atau KAMI di sini menunjuk pada lebih dari satu entity.
Kita simak ayat berikutnya:
Kejadian 3:22. Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
TUHAN berfirman: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti SALAH SATU dari KITA.”
Dengan pemakaian kata: “SALAH SATU dari KITA” ini berarti memperjelas identitas ALLAH yang sesungguhnya. Di dalam KEESAAN-NYA terdapat beberapa Pribadi yang akhirnya dinyatakan dalam zaman Perjanjian Baru.
Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
Dengan Mesias menyebut Tiga Nama itu, “BAPA, ANAK dan ROH KUDUS” hal ini semakin memberikan kejelasan kepada kita tentang ALLAH YANG BENAR yang berkuasa di surga dan di bumi.
Yohanes 17:21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Yohanes 17:22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.
YESUS sebagai Anak Allah menyebut Allah di surga sebagai Bapa-Nya, dan Dia memakai kata ganti KITA, untuk menunjukkan adanya hubungan yang sangat dekat antara Dia dengan Bapa. Kata Kita tersebut juga menunjukkan adanya kesamaan hakikat, kesamaan persepsi, kesamaan pandangan, kesamaan dalam segala hal, sehingga TUHAN ALLAH memang layak disebut MAHA ESA.
Roh Kudus bukanlah malaikat Jibril seperti yang ditafsirkan oleh sebagian umat Muslim. Roh Kudus adalah juga Allah, sebagai pribadi yang berbeda dari Bapa dan Anak. Roh Kudus juga mendapatkan kehormatan yang sejajar seperti halnya Bapa.
Matius 12:31 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap ROH KUDUS tidak akan diampuni.
Matius 12:32 Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang ROH KUDUS, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.
Yesus bersabda: “Barangsiapa menentang ROH KUDUS, ia tidak akan diampuni dosanya di dunia ini maupun di dunia yang akan datang.”
Perihal satunya YESUS dengan BAPA, walaupun 2 pribadi yang terpisah namun SATU DALAM HAKIKAT dan tetap berada dalam bingkai Keesaan Allah, kita simak ayat berikut:
Wahyu 21:22 Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu.
Juga ayat berikut:
Wahyu 21:23 Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.
Para Rasul pun sebelumnya telah memberikan pemahaman akan ketiga pribadi Allah tersebut:
1 Petrus 1:1. Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar ...........
1 Petrus 1:2 yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.
Dalam setiap pembukaan suratnya, Petrus selalu menyertakan ketiga Nama tersebut. Bapa sebagai Pencipta/Perencana, Roh Kudus sebagai Pembimbing umat supaya taat, Yesus Kristus sebagai Anak Allah yang menjadi Tuhan dan Juruselamat bagi umat manusia.
Pada zaman Muhammad, di Arab ada sekte yang menuhankan Maria sebagai salah satu unsur dari Trinitas
Dalam Tarikhul Kaneesat (Sejarah Gereja karangan Philph Schaff dicatitkan disana:
""In rude misconception or wilful perversion, Mohammed seems to have understood the Christian doctrine of the trinity to be a trinity of Father, Mary, and Jesus. The Holy Spirit is identified with Gabriel. "God is only one God! Far be it from his glory that he should have a son!" Sura 4, ver. 169; comp. 5, ver. 77. The designation and worship of Mary as "the mother of God" may have occasioned this strange mistake. There was in Arabia in the fourth century a sect of fanatical women called Collyridians, who rendered divine worship to Mary. Epiphanius, Haer. 79." (Philip Schaff, History of the Christian church, Vol 4, Ch 3)"
Collyrindias adalah nama bid'ah (heretic) yg menuhankan Maria (rahmatullahu 'alayhi), sebagai salah satu oknum TRINITATIS yg nama asli bid'ah itu ada MARIAMISME (dalam bahasa Arab)
Hal ini diperkuat oleh moslem scholar bernama "Zamakhshari" dengan judul bukunya "At Tafseer Al Kor'an" bisa anda search di page 4:169 dia menafsirkan (tafsernya diakui oleh dunia Islam setelah Ibn Katheer)
"The story received among Christians is that God is one in essence and three persons, (akanim) the person of the Father, the person of the Son and the person of the Holy Spirit. And they verily mean by the person of the Father, the Being, and by the person of the Son, knowledge, and by the person of the Holy Spirit, life. And this supposes that God is the third of three, or, if not, that there are three gods. And that which the Koran here refers to is the clear statement of theirs, that God and Christ and Mary are three gods and that the Christ is a child (walad) of God from Mary."
menurut akal fikiran moslem (menurut tafseer saya):
Bahwa Al Maseeh adalah Rabb dan dilahirkan dalam Shamrt (rahim) Maria maka otomatis Ke-Illahian Al Maseeh akan menempel (qaimah) dgn Maria, maka conclusinya Maria juga dianggap Rabb (Tuhan) dan dimasukkan dalam oknum TRINITATIS versi ISLAM, maka ISLAM mengadopsi fahaman dari "Collyrindias" (pendiri fahaman heretic /bid'ah bernama Mariamisme)
buku2 Tafseer Tarikhul Kaneesat yg membahas sect bid'ah ini dapat dicari di:
1). Tarikhul Kaneesat by Qiddisa Al Uskuf Yusebius Al Qaisari (bahasa
Arab)
2). Against Heretics by St. Epiphanius
Ringkasan Cerita buku itu (saya terjemahkan):
"the contemporaneous sect of the Collyridians in Arabia, a set of fanatical women, who, as priestesses, rendered divine worship to Mary, and, perhaps in imitation of the worship of Ceres, offered little cakes to her; he claims adoration for God and Christ alone. Jerome wrote, about 383, with indignation and bitterness against Helvidius and Jovinian, who, citing Scripture passages and earlier church teachers, like Tertullian, maintained that Mary bore children to Joseph after the birth of Christ. (Philip Schaff, History of the Christian church, Vol 3, Ch 7)"
Intinya:
Bahwa Collyridians merupakan benih ciptaan bid'ah Helvidius dan Jonavian yang mana sebagai pelopor ajaran sesat MARIAMISME yg mana mereka itu menyontek cerita dalam Al Kitab Al Qudus dan tentang Pengajar gereja mula2 seperti Tertulian
"Kollyridians or Collyridians were adorers of Mary in the 4th century Arabia, as Epiphanius mentioned in his writing against heretics (see: Haer. 78, 23; 79). He coined the expression Collyridians which has the meaning of "cake-eater-sect". Leontius of Byzance had a different name for them. He called them "Philomarianites", meaning Mary-lovers (PG 87, 1364). The priestesses of this sect used to present Our Lady with cakes or a special kind of bread (kolluris) intended as offerings as was the custom in pre-Christian times. This sect, mainly consisting of women or at least led by woman priests, propagated what amounts to a Goddess cult regarding Our Lady. Epiphanius had this warning on their behalf: "Although Mary is the most beautiful and holy and worthy of praise, we don't owe her adoration" (Haer. 79, 7, PG 42, 752). In a different passage Epiphanius uses even stronger words: "Adoration must cease. For Mary is no goddess nor has she received her body from heaven. (oute gar theos hae Maria oute ap'ouranou exousa to soma)" (Haer. 78, 24). Collyridians are also known and mentioned by John Damascene (PG 94, 728)." (The Marian Library/International Marian Research Institute, Roman Catholic commentary)
Saya minta pertanggung jawaban para moslem scholar ttg hal ini
yg menjadi question saya:
1) jikalau koran adlh firman alloh kenapa alloh swt begitu goblok dalam memberitahu kpd muhammad via jbril ttg TRINITATIS yg asli?????
Tuesday, January 12, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment