Disampaikan oleh : Deco
Dikutip dari : http://www.sarapanpagi.org/
BINCANG-BINCANG SOAL ISU :
"YESUS ITU ANAK ALLAH"
* Qs 4:171
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=4&nAya=171&t=ind
* Qs 9:30
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putra Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka ; bagaimana mereka sampai berpaling?
http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=9&nAya=30&t=ind
Sebagai pengikut Kristus, Anda sampai kapanpun akan berkata "Yesus Kristus itu Anak Allah", dan teman Muslim Anda sampai kapanpun akan selalu menyanggah Anda : "Yesus itu bukan Anak Allah" .
Masih mending Anda belum dimasukkannya dalam laknat Tuhan-nya seperti pada ayat di atas. Bintang-bincang Anda dengan teman Muslim ini tidak akan selesai, karena Anda dan teman Muslim tsb masing-masing meyakini 2 hal yang berseberangan secara diametral dan tidak terjembatani.
Alkitab menyebut bahwa Yesus Kristus itu Anak Allah – ada 59x disebutkan – namun minimal ada 17 kali Qur'an membantah tegas bahwa Allah itu tidak beranak. Makin Anda memaksakan betulnya Anda dalam isu ini, makin yakinlah teman Muslim tetap akan merasa bahwa merekalah yang lebih betul!
Tarik-menarik begini sungguh melelahkan dan sia-sia. Maka carilah titik temu oemahaman Anda bersama dan hanya setelah itu barulah Anda bisa beranjak lebih lanjut dalam diskusi yang menghasilkan (produktif).
Dan titik temu pemahaman bersama sesungguhnya dapat dimunculkan ketika kita secara kreatif mengajukan pertanyaan-balik, dengan pertanyaan kunci kepada dasar referensi mereka, bukannya referensi kita, sebagai berikut :
"Ya kami umat Kristiani memang mengimani secara tegas bahwa "Yesus Kristus itu Anak Allah", dan kami tahu bahwa hal ini disanggah oleh Muslim. Namun kami tidak tahu apa dugaan kalian ketika mendengar kami berkata "Yesus Kristus itu Anak Allah"?. Menurut Anda "Anak Allah" yang macam apakah yang kami percayai itu?
Percayalah, teman Muslim tsb akan terdiam sejenak! Tidak akan mudah baginya untuk menjawab pertanyaan-kunci Anda yang satu ini. Ia akan sedikit menghindar dan menjawabnya dengan mengaburkan substansinya. "Ya, kalian percaya ada Allah yang dipanggil Bapa, ada Allah yang dipanggil Anak atau Yesus itu?"
Hal ini tentu tidak menjawab pertanyaan-kunci Anda. Tegaskan sekali lagi maksud Anda, menanyakan tentang pengertian Qur'an anak "Anak Allah" yang mereka tuduh sesat itu!
Anda jangan menjawab apa-apa sebelum pertanyaan-kunci Anda dijawab! Tidak bisa lain, ia (bersama Anda) harus menjawab dengan merujukkan ayat-ayat Qur'an tentang "anak Allah" atau "Allah yang beranak".
* Qs 19:35
Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia.
http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=19&nAya=35&t=ind
* Qs 4:171
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=4&nAya=171&t=ind
* Qs 72:3
dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak.
http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=72&nAya=3&t=ind
* Qs 6:101
Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.
http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=6&nAya=101&t=ind
Perhatikan, semua ayat diatas ini merujuk kepada pemahaman Muslim bahwa maksud orang-orang Kristiani ini ketika menyebut "Yesus itu Anak Allah" adalah bahwa Allah mendapat Sang Anak dari hubungan badan (biologis) dengan seorang istri.
Kini Anda dapat berkata : "Ya, Maha Suci Allah dari yang mempunyai anak secara biologis.
Bilamana Yesus adalah Anak Allah dalam pengertian demikian, tentu hal itu merupakan penghujatan manusia kepada Allah. Kita pun sebagai umat Kristiani juga akan menolak keras pemahaman 'Allah beranak yang menghasilkan Anak Allah dari hasil hubungan seksual' macam ini!"
Ada celah baru yang mulai menguak... Keingin-tahuan teman Muslim menjadikan suasana hatinya untuk menerima informasi Anda yang jujur, dan tidak apriori ataupun balik menghujat/menuduh, dan menajiskannya. Merekapun akan mencoba bertanya :
"Jadi, bagaimanakah pengertian "Anak Allah" menurut versi keimanan Kristiani?"
Kini, anda mendapat peluang indah untuk menjernihkan salah-paham ini dalam suasana yang jujur dan bersahabat.
Penjelasan tentang "Anak Allah" :
Anda yakinkan kepada mereka "Tidak ada orang Kristiani manapun yang percaya bahwa Allah beranak dan diperanakkan" sebagaimana juga tertulis dalam Qur'an (Qs 112:3). Entah kepada lapisan masyarakat manakah ayat ini diberikan? Karena konsek "Anak Allah" dalam Kristianitas tidak pernah merujuk kepada sesuatu yang ragawi yaitu hasil dari hubungan seksual 'Allah dengan istinya'.
Maha Suci Allah dari yang mempunai anak hubungan biologis!
Itu sebabnya pengertian Anak dalam keimanan kristiani adalah total non-duniawiah, supra-natural/ adi kodrati, yaitu KELAHIRAN-INKARNATIF, dari Kalimat Allah yang disampaikanNya kepada Maryam :
* Qs 4:171
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=4&nAya=171&t=ind
Isa Al-Masih adalah The-Word incanated, yaitu Firman/Kalimat Allah yang Ilahi turun (nuzul) masuk kedunia (melalui Maria). "lahir" menjadi anak manusia!
Karena disini ada unsur kelahiran, maka istilah "Anak" menjadi sebutan yang tepat sebagaimana yang diwahyukan Allah sendiri pada :
* Yohanes 1:1, 14
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
KJV, In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God
TR, εν αρχη ην ο λογος και ο λογος ην προς τον θεον και θεος ην ο λογος
Translit Interlinear, en {pada} archê {permulaan} ên {ada} ho logos {Firman,} kai {dan} ho {itu} logos {Firman} ên pros ton {bersama} theon {Allah,} kai {dan} theos {Allah} ên {(Dia) adalah} ho {itu} logos {Firman.}
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
KJV, And the Word was made flesh, and dwelt among us, (and we beheld his glory, the glory as of the only begotten of the Father,) full of grace and truth.
TR, και ο λογος σαρξ εγενετο και εσκηνωσεν εν ημιν και εθεασαμεθα την δοξαν αυτου δοξαν ως μονογενους παρα πατρος πληρης χαριτος και αληθειας
Translit Interlinear, kai {adapun} ho {itu} logos {Firman} sarx {daging} egeneto {telah menjadi,} kai {dan} eskênôsen {berdiam} en {diantara} êmin {kita,} kai {(bahkan)} etheasametha tên {kita telah melihat} doxan autou {kemuliaanNya,} doxan {kemuliaan} ôs {sebagai} monogenous {Yang Tunggal/ Yang Unik} para {dari} patros {Bapa,} plêrês {penuh} charitos {dengan anugerah} kai {dan} alêtheias {kebenaran.}
Sebutan Isa sebagai Kalimatullah (Sang Firman) tidaklah sia-sia sebab maknanya ditampakkan dalam setiap kalimat yang keluar dari mulut Isa yang selalu adalah Wahyu. Untuk selalu berwahyu, Ia tidak pernah menunggu wahyu dari Jibril atau perantara lainnya, sebab Ia adalah Sang Firman itu sendiri.
Demi kebenaran yang kasat-mata, teman-teman Muslim perlu membuang jauh sangkaan-sangkaannya yang total-keliru tentang pengertian sebutan "Anak Allah", seolah-olah itu bikin-bikinan manusia, atau yang sering mereka tuduhkan bahwa pengertian ini asalnya dari ajaran Paulus.
Gelar "Anak Allah" sama sekali bukan bikin-bikinan manusia. Tidak samasekali! Istilah tersebut justru diumumkan langsung dari mulut Allah sendiri :
* Matius 3:17
lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
KJV, And lo a voice from heaven, saying, This is my beloved Son, in whom I am well pleased.
TR Translit, kai idou phônê ek tôn ouranôn legousa outos estin ho huios mou ho agapêtos en hô eudokêsa.
Istilah yang sama ini juga dinyatakan dari mulut Gabriel kepada Maria 2 kali :
* Lukas 1:32-35
1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
KJV, He shall be great, and shall be called the Son of the Highest: and the Lord God shall give unto him the throne of his father David:
TR, outos estai megas kai huios upsistou klêthêsetai kai dôsei autô kurios o theos ton thronon dabid tou patros autou
1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah
KJV, And the angel answered and said unto her, The Holy Ghost shall come upon thee, and the power of the Highest shall overshadow thee: therefore also that holy thing which shall be born of thee shall be called the Son of God.
TR Translit, kai apokritheis ho aggelos eipen autê pneuma agion epeleusetai epi se kai dunamis upsistou episkiasei soi dio kai to gennômenon agion klêthêsetai huios theou
Pernyataan Gabriel yang lebih dari satu kali menyatakan status "Anak" sekaligus memperluhatkan betapa Gabriel justru menampik (baca : mengkoreksi) kaitan "Anak Allah" itu dengan konsep-kedagingan/ biologis (hasil hubungan suami dan istri) seperti yang ada dalam benak Maria tadinya, dan kini malahan terulang dalam benak penuduh dari kalangam Muslim pada umumnya.
Catatan :
Mungkinkah gabriel berdusta? Perlukah?
Karena ada kesenjangan wahyu Gabriel terhadap wahyu yang dibawa Jibril bagi Muhammad!
Lukas 135 jelas menyatakan bahwa Gabriel telah mengkoreksi apa yang terlanjur salah dalam benak Maria tentang "ke-anak-an" (sonship) yang dimaksudkan Injil. Sementara Jibril dalam Qur'an justru berbalik dan terus bekutat dalam pemahaman "ke-anak-an" insani!
Bandingkan keduanya :
(1) "Bagaimana hal (melahirkan anak) itu mungkin terjadi, karena aku (Maria) belum bersuami ?" (Lukas 1:34)
(2) "Bagaimana Dia (Allah) mempunyai anak padaham Ia tidak beristri" ( Qs 6:101)
Gabriel berkata bahwa Anak Allah itu KUDUS, dan Jibril menyangkal/menafikan kedua-duanya :
(1) "Anak yang kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah" (Lukas 1:35)
(2) "Maha Suci Allah dari yang mempunyai anak..." ; "Tidak layak Allah mempunyai Anak" ( Qs 4:171 ; Qs 19:35 )
-----
Sebutan "Anak Allah" yang disampaikan lewat para nabi tidak terkira banyaknya, termasuk kesaksian yang bersifat nubuat, yang tadinya bahkan tidak disadari oleh nabi yang menubuatkannya sendiri.
Lihatlah akan 2 nubuat nabi Yesaya yang "mustahil" tentang kelahiran satu "Anak Ajaib", dan ternyata nubuat kelahirannya ini benar-benar setelah 7 abad sejak hal itu dinubuatkan!
Dasyatnya terbukti kebenaran yang mustahil, telah menempatkan ayat-ayat tersebut tak mungkin bisa dipalsukan manusia. Namun entah mengapa kebenaran yang begitu fantastis itu bisa absen dari pewahyuan Qur'an.
Nubuat pertama :
* Yesaya 7:14
LAI TL, Maka sebab itu diberikan Tuhan sendiri suatu tanda alamat kepadamu kelak: Bahwasanya anak dara itu akan mengandung dan beranakkan laki-laki seorang dan dinamainya akan dia Imanuel.
LAI TB, Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
KJV, Therefore the Lord himself shall give you a sign; Behold, a virgin shall conceive, and bear a son, and shall call his name Immanuel.
Hebrew translit, LAKHEN YITEN ADONAI HU LAKHEM OT HINE HA'ALMAH HARA VEYOLEDET BEN VEKARAT SHEMO IMANUEL
Kelahiran seajaib itu dimaksudkan sebagai satu pertanda besar untuk mengantar kita kepada maknanya yang sejati dan lurus, yaitu bahwa Sang Anak Ajaib itulah Imanuel (artinya : Allah menyertai kita) yang berarti Dia-lah Allah yang dapat dan mau menyertai kita selalu!
Nubuat kedua :
* Yesaya 9:5
LAI TB, Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
KJV, For unto us a child is born, unto us a son is given: and the government shall be upon his shoulder: and his name shall be called Wonderful, Counsellor, The mighty God, The everlasting Father, The Prince of Peace.
Hebrew translit, KI-YELED YULAD-LANU BEN NITAN-LANU VATEHI HAMISRA AL-SHIKHMO VAYIKRA SHEMO PELE YO'ETS EL GIBOR AVI-AD SARO-SHALOM
Adalah kemustahilan bahwa seorang Anak dapat disebut sebagai "Allah Yang Perkasa". Namun hal itu sungguh terjadi pada diri Yesus 700 tahun kemudian!
Perhatikan bahwa Yesaya bernubuat tanpa tahu dan tanpa melihat tanda-tanda, dan tanpa dapat menunjukkan Anak Ajaib tersebut. Sebagai anti-klimaksnya datang nubuat dari Nabi Yahya/Yohanes Pembabtis.
Berlainan dengan Yesaya, nabi Yahya bukan mengklaim saja tanpa apa-apa yang menyokongnya, melainkan justru melihat sebuah tanda, yaitu Roh Kudus yang turun dari langit seperti merpati, dan tinggal diatas Yesus!
Tanda Surgawi yang tiada duanya inilah yang menjadikan dasar nabi Yahya harus bersaksi dengan cara menunjuk-hidung langsung ke sosok Yesus Kristus yang ada dihadapanNya. Perhatikan perkataan langsung kepada Yesus "Sang Anak". Right now and here "inilah" dan "lihatlah" :
"Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya (Yesus). ….aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah". (Yohanes 1:32-34)
Dan... Yesus Kristus bersaksi tentang diriNya :
... Aku telah berkata: "Aku Anak Allah" (Yohanes 10:36)
Dan mereka (setan-setan) itupun berteriak :
* Matius 8:29
Dan mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"
* Markus 3:11
Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah."
Bila iblis/setan yang menjadi musuh Allah yang terbesar sampai mengakui Anak ini, maka musuh manakah lagi yang dapat menolaknya dengan lebih shahih?
Jadi, jikalau ada teman Muslim yang masih besikukuh menolak gelar "Anak Allah" ini, mereka kini sedikitnya akan mulai mengetahui bahwa diantara Allah dan segala makhlukNya -- dari yang kudus hungga yang ter-iblis -- sejak manusia awal diciptakan hingga abad ke 7 M, hanya Muhammad seoranglah yang tercatat melaknati sebutan otentik yang berasal dari mulut Allah sendiri.
Dalam pandangan Muslim, ketika Kalimat Allah di-nuzul-kan ke dunia lewat agen pewahyu (Jibril), itu menjadi sebuah Al~Qur'an yang diberitakan oleh nabi-Nya. Namun dalam pandangan Kristiani, ketika Firman Allah di-nuzul-kan ke dunia, Ia adalah The Word incarnated ( Sang Firman yang inkarnasi) menjadi "Anak Allah" dalam sosok Yesus Kristus yang Ilahi, yang langsung berfirman tanpa agen perantara. Ia datang bukan saja untuk berfirman, tetapi sekaligus untuk menyelamatkan umat manusia. Maka, inilah Kabar Baik, Injil, untuk umat yang menerimaNya, demi keselamatan umat yangyang pasti ada didalam Dia.
Anak Allah itu tidaklah terjadi karena "Allah itu beranak". Ia adalah inkarnasi FirmanNya menjadi Anak Manusia, yaitu masuknya keilahian dalam ujud kehidupan kemanusiaan. Sehingga Allah yang tadinya tidak dapat dipahami dan didekati, kini dapat mulai dipahami, diteladani dan "di-akrab-i" dalam relasi yang diperbaharui!
Melalui "Sang Anak" ini -- yang gelarNya keluar dari mulut Allah sendiri -- manusia diwanti-wanti untuk sungguh melihat dan mendengar akan Dia. Sebab ada tertulis :
* Yohanes 12:45
dan barangsiapa melihat Aku (Anak), ia melihat Dia (Bapa), yang telah mengutus Aku.
* Matius 17:5
Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."
Amin.
Sumber :
- Umar Tariqas, Ismael saudaraku, bincang-bincang tentang tudingan dan salah paham. Cape Town 2005, P 26-34.
Tuesday, January 12, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment